Peluang dan Tantangan Pengembangan UMKM dan Ekonomi Kreatif Ditengah Pandemi Covid-19
Kamis, 19 November 2020 | 08:06
2356 ViewersKonsep ‘ekonomi kreatif’ merupakan hasil dari tranformasi struktur perekonomian dunia dimana, terjadi perubahan pertumbuhan ekonomi dari berbasis sumber daya alam menjadi berbasis sumberdaya manusia, dan dari era pertanian menjadi era industri serta informasi. Dalam era baru ini, ekonomi kreatif muncul dengan mengintensifkan informasi dan kreativitas yang mengandalkan ide dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya.
Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sumatera Barat dalam acara Diseminasi Lembaga Pengawas dan Pengatur (LPP) yang di adakan pada tanggal 10 November 2020, di Padang secara webinar, mengangkat tema tentang Perekonomian Sumatera Barat Terkini dan Upaya Pengembangan UMKM Ekonomi Kreatif. Ibu Winny Sayori (Kabid Eko-PW) dan Ibu Gusti Rufita (Kasubid Ekonomi) dari Bidang Ekonomi dan Pengembangan Wilayah Bappeda Provinsi Sumatera Barat hadir pada acara ini secara online.
Wahyu Purnama A sebagai Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat, menyampaikan beberapa hal terkait dengan ekonomi kreatif.
Menurut beliau, Pandemi COVID-19 yang menekan ekonomi Sumatera Barat menyebabkan Kontraksi ekonomi Sumatera Barat pada triwulan III 2020 tercatat mereda sebesar -2,87% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang kontraksi sebesar -4,91% (y-o-y) sejalan dengan proses pemulihan ekonomi nasional. Sementara ini pemulihan ekonomi Sumatera Barat sedang berlangsung. Progress pemulihan ekonomi Sumatera Barat dapat terlihat pada angka pertumbuhan ekonomi triwulan III 2020 secara quarter to quarter (q-to-q) sebesar 4,59%. Secara umum, mayoritas lapangan usaha menunjukkan angka yang positif. Berbagai bantuan sosial yang diberikan dan Adaptasi Kebiasaan Baru yang diterapkan Pemerintah Provinsi Sumbar mendorong perbaikan aktivitas ekonomi pada triwulan III 2020.
Beberapa strategi telah disiapkan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat untuk memitigasi risiko yang ada pada kebutuhan uang masyarakat. Bank Indonesia menerapkan protokol COVID-19 dalam mengolah uang yang beredar di masyarakat. Uang yang beredar di masyarakat telah dikarantina selama 14 hari sebelum diedarkan ke masyarakat. Strategi lainnya adalah dengan mengatur Penugasan Personil Kasir dijadwalkan Work From Home (WFH) dengan komposisi 50% dan tanpa mengurangi esensi pelaksanaan tugas tiap unit kerja, pemenuhan posisi kas siap edar, Perluasan Jaringan Penukaran UPK dan Peniadaan Kas Keliling Selama Pandemi.
Walaupun pandemi covid-19 sangat berdampak terhadap perekonomian global, Bank Indonesia berkomitmen dan berperan aktif dalam mendukung perkembangan ekonomi dan industri kreatif. Beberapa dukungan itu dituangkan dalam beberapa bentuk kegiatan seperti pengembangan tenun minang Songket Minang, Memberikan bantuan Alat Tenun Songket melalui Program Sosial BankIndonesia (PSBI), himbauan agar pegawai Kantor Perwakilan BI Sumbar untuk dapat menggunakanSongket Minang pada setiap hari Selasa, Menampilkan Songket Minang dalam beberapa events seperti SongketMinang hasil binaan Kantor Perwakilan BI Sumbar yang telah ditampilkan di KaryaKreatif Indonesia 2020 secara virtual.
Selain itu Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat juga mengembangkan Industri Kreatif Komoditas Ekspor dalam bentuk Pelatihan Entrepreneurial Development Program, Pelatihan Dasar Koperasi, Pelatihan teknik dasar penyulaman dalam rangka menyamakan kemampuan pengrajin, Pelatihan teknik lanjutan penyulaman, Pelatihan Pengembangan Motif dan Desain, Pelatihan Pembuatan Produk Turunan (diversifikasi produk) Fasilitasi pada expo di FESyar Regional Sumatera, Karya Kreatif Indonesia. Kabupaten Solok UMKM & Program Agar UMKM dapat Survive/Adaptif
COVID-19 memberikan dampak terhadap UMKM secara keseluruhan termasuk UMKM binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat. Secara umum, UMKM komoditas pendukung pariwisata berupa kerajinan/kain/makanan oleh-oleh merupakan kelompok yang terdampak besar terhadap COVID-19 sedangkan klaster pangan tidak terdampak langsung. Program UMKM binaan terus dilakukan secara berkelanjutan dalam rangka mendorong UMKM agar dapat survive/adaptif. Beberapa permasalahan yang timbul sebagai dampak dari Pandemi Covid-19 antara lain Harga bahan baku mengalami kenaikan hingga 50%, produksi untuk menghasilkan produk utama terhenti saat masa PSBB, pemberhentian sementara kegiatan ekspor, sebagai contoh importir rendang untuk kebutuhan Haji belum melakukan order karena tidak adanya kegiatan haji pada tahun 2020, Terjadi penurunan volume penjualan, sebagian besar toko oleh-oleh tutup, Proses produksi telah terhenti dan banyak UMKM memberhentikan karyawan untuk sementara waktu.
Pada akhir paparannya, Wahyu Purnama A menyampaikan beberapa rekomendasi pengembangan ekonomi Sumatera Barat, diantaranya yaitu Mendorong hilirisasi komoditas unggulan, Mengembangkan pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru, Mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta ekonomi kreatif, Mengembangkan ekonomi syariah secara berkelanjutan dan mendorong penggunaan pembayaran non tunai untuk mengurangi risiko penyebaran COVID-19 dan mendukung digitalisasi ekonomi. @ Penulis : Budi Arman, ST. Editor : Hamdi Irza,St.MT